Museum Pendidikan Indonesia Sebagai Wahana Pendidikan, Penelitian, dan Rekreasi ditinjau dari sudut Literasi, Sosiologi Kritis, dan budaya anak Usia Dini

Kajian Ilmiah Pendidikan

Jum’at, 6 September 2024 bertempat di Gedung Museum Pendidikan Indonesia UNY, tepatnya di ruang Audio Visual diadakan sebuah kegiatan yakni diskusi kajian Ilmiah  pendidikan dengan tajuk “Museum Pendidikan Indonesia Sebagai Wahana Pendidikan, Penelitian, dan Rekreasi di Tinjau dari sudut Literasi, Sosiologi Kritis, dan budaya anak Usia Dini”. Kegiatan diikuti oleh pemerhati pendidikan, praktisi pendidikan dan mahasiswa dari jenjang Sarjana, Magister dan Doktoral di UNY dan tentu saja dari program studi Pendidikan Anak Usia Dini. 

Kegiatan ini menghadirkan pembicara yang pakar di bidangnya, yakni tiga orang guru besar, pertama ada Prof. Dr. Maman Suryaman,M.Pd, Prof.Dr. Sugeng Bayu Wahyono, M.Si, Prof. Dr. Suminto A. Sayuti. Acara ini di Moderatori langsung oleh Sekretaris Museum Pendidikan Indonesia Bapak Dr. Joko Pamungkas, M.Pd.

Pada pemaparan sesi pertama adalah Prof.Dr. Maman Suryaman,M.Pd. Prof Maman berbicara tentang tinjauan kritis dari segi literasi anak usia Dini. Beliau mengatakan bahwa belajar tidak mesti pada kognitif saja, tetapi juga sesi bermainnya. Karena hakikatnya anak usia dini adalah usia-usia untuk bermain.

Sementara Prof Bayu pada sesi kedua  menyampaikan  bahwa anak usia dini khususnya  atau hendaknya belajar pada hal-hal yang naturalis, tidak mesti belajar dalam kelas. Dalam hal ini anak-anak dapat terlihat jiwa sosialnya, anak-anak dapat belajar dengan konsep Back To Nature.

Sesi terakhir pemaparan di sampaikan oleh Prof. Dr. Suminto A. Sayuti dari sesi budaya. Dalam penjelasannya beliau  mengatakan bahwa konsep anak senang dahulu  dalam pembelajaran paud adalah konsep yang utama. Maka konsep belajar  yang menyenangkan  adalah konsep bermain.  Pada bidang Pendidikan Anak Usia Dini, guru  memposisikan diri pendidik sekaligus sebagai pendamping.

Dalam Kajian Ilmiah ini, terjadi diskusi dan tanya jawab antara peserta dan pemateri atau narasumber.  Setelah diskusi selesai, selanjutnya acara ditutup  dengan sesi foto bersama antara narasumber  dan peserta.  Pada bagian akhir sebelum di tutup,  harapannya kegiatan kajian ilmiah pendidikan dapat dilakukan secara rutin dan continyu.