TAKJUB MELIHAT SABAK DAN GRIP
Tak seperti biasa, Sabtu 11 Agustus 2012, Museum Pendidikan Indonesia mendapat kunjungan muda-mudi yang tampil elegan. Lima belas pasang Dimas Diajeng Jogja yang sedang mengikuti tahapan audisi, mengunjungi Museum Pendidikan Indonesia. Kunjungan kali ini tergolong istimewa, karena selain berkeliling bersama edukator museum, para finalis juga memaparkan program dan proyek mereka terkait pariwisata di Yogyakarta.
Kunjungan kali ini dipimpin langsung oleh Ketua Panitia Pemilihan Dimas Diajeng tingkat provinsi DIY, yaitu Diajeng Sekar Sari. Dalam pemaparannya, setiap kelompok menyampaikan program-program unik untuk mendorong perkembangan pariwisata di Yogyakarta. Tidak sedikit dari program-program tersebut yang berusaha mengenalkan obyek-obyek wisata yang selama ini belum dikenal luas oleh masyarakat maupun turis dari mancanegara.
Dalam kesempatan tersebut, Koordinator Bidang Pendidikan MPI UNY juga berkesempatan menyampaikan visi, misi, dan program MPI UNY. Peserta kunjungan pun secara aktif berdiskusi dan memberikan masukan terkait pengembangan museum yang ada di lingkungan kampus Universitas Negeri Yogyakarta ini. Seperti Dimas Joko yang menyarankan supaya MPI UNY mengembangkan satu tempat khusus bagi para pengunjung untuk berfoto ria. Tentu saja dengan kemasan yang menarik, misalnya dengan menyediakan kostum sekolah jaman dulu sekaligus realia kelas yang ada seperti pada masa penjajahan Belanda.
Kunjungan kali ini diakhiri dengan berkeliling seluruh ruang gallery MPI UNY. Sebagian dari mereka terlihat takjub saat mendapatkan penjelasan tentang alat tulis sabak dari Edukator MPI UNY, Asnan Arifin.
(asn)